Minggu, 14 Agustus 2011

Surat Cinta Untuk Remaja Muslim/Muslimah

Assalamualaikum.wr.wb
Dear adinda yang diberkahi Allah…
Tulisan ini saya buat dua hari menjelang tanggal 14 februari. Hari yang dirayakan sebagai hari “kasih sayang” oleh tidak sedikit remaja di dunia. Termasuk pula di dalamnya para remaja Islam. Betapa memprihatinkan. Karena berdasarkan banyak sumber yang saya baca, valentine bukanlah budaya Islam. Tidak hanya berkaitan dengan budaya, valentine bahkan bertentangan dengan ajaran islam. Ah, tetapi saya mencoba untuk berbaik sangka, barangkali teman-teman remaja banyak yang belum tahu mengenai info ini. Maka saya coba untuk berbagi apa yang saya tahu.
Wahai adinda, di dalam Islam tidak ada valentine, sebab kata valentine itu merupakan istilah impor dari agama di luar Islam. Bahkan latar belakang sejarah dan esensinya pun tidak sejalan dengan Islam.
Sejarah valentine:
Jika mau dirunut ke belakang, sejarah valentine berasal dari upacara ritual agama Romawi kuno. Adalah Paus Gelasius I pada tahun 496 yang memasukkan upacara ritual Romawi kuno ke dalam agama Nasrani, sehingga sejak itu secara resmi agama Nasrani memiliki hari raya baru yang bernama valentine’s day. The Encyclopedia Britania vol. 12 sub judul: ‘Christianity’ menuliskan penjelasan sebagai berikut: “Agar lebih mendekatkan lagi kepada ajaran kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara romawi kuno ini menjadi hari perayaan gereja dengan nama Saint Valentine’s day untuk menghormati St. Valentine yang kebetulan mati pada 14 februari (The World Encyclopedia 1998).
Ken Swiger dalam artikelnya “Should Biblical Christians Observe It?” mengatakan: Kata “valentine” berasal dari bahasa Latin yang berarti “Yang Maha Perkasa, Yang Maha Kuat dan Maha Kuasa”. Kata ini ditunjukkan kepada Nimroe dan Lupercus, tuhan orang Romawi. Jadi disadari atau tidak ketika kita meminta orang menjadi my valentine, berarti sama dengan kita meminta orang menjadi “Sang Maha Kuasa”. Jelas perbuatan ini merupakan kesyirikan yang besar, menyamakan makhluk dengan Sang Khalik, menghidupkan budaya pemujaan kepada berhala.
Itulah yang dikatakan oleh sejarah tentang valentine, adinda. Dimana sudah jelas apabila kita tetap merayakannya, berarti kita telah melanggar hal yang esensial dalam Islam. Bukankah syirik merupakan dosa besar yang tak akan diampuni oleh Allah SWT?
Namun jika yang diinginkan adalah momen untuk mewujudkan rasa kasih sayang menurut syariah Islam, ah tak perlu menunggu valentine yang hanya setahun sekali. Islam merupakan “gudang”-nya kasih sayang. Sadar atau tidak, sebagai umat muslim setiap hari kita mengucapkan kalimat “Bismillaahirrahmaanirrahiim”. Apa coba artinya? “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Itu merupakan ‘tanda’ bahwa Allah mengajarkan pada umat-Nya untuk selalu menebar kasih sayang di muka bumi ini setiap waktu. Tidak sebatas pada orang-orang terkasih saja, bahkan kasih sayang kepada semua orang. Bahkan hewan pun termasuk yang mendapatkan kasih sayang.
Mari kita tengok salah satu sejarah yang membuktikan betapa besar kasih sayang umat Islam kepada sesama. Saat para pengungsi Yahudi diusir dari spanyol oleh rezim Kristen, tidak ada satu pun Negara yang mau menampung pelarian Yahudi saat itu, kecuali Khilafah Turki Utsmani. Sebab meski tidak seagama, Islam selalu memandang pemeluk agama lain sebagai manusia juga. Mereka harus dilindungi, diberi hak-haknya, diberi makan, pakaian dan tempat tinggal yang layak. Syaratnya hanya satu, jangan perangi umat islam.
Jadi, bagaimana kita menyikapi valentine? Jika kalian bertanya pada saya, maka akan saya sarankan satu hal bijak: “Valentine, untukmu bukan untukku”. Biarkan saja teman-teman non muslim kita merayakannya, tak usah kita ganggu sebagaimana kita bertoleransi pada mereka saat merayakan hari besar agamanya, tanpa perlu kita ikut terlibat di dalamnya.
Sekian surat saya. Semoga bermanfaat.
Wassalamualaikum.wr.wr,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar